Jumat, 03 Februari 2017

BAB IV: TIRO PADA MASA KECAMATAN


         Camat pertama setelah terbentuknya kecamatan Bontotiro yaitu mantan kepala distrik Batang Bontotangnga, Gaoe Dg Masangnging/Karaeng Batang. Beliau tinggal di Hila-Hila di rumah Ahmad Dg Siahing (mantan Kadhi Tiro). Rumahnya dekat sumur yang dibuat oleh Dato Tiro. Gaoe Dg Masangnging dikenal sebagai camat yang sangat santun dan sangat dekat dengan masyarakat.
           Selama ± tiga tahun bertugas, beliau dipindahkan ke kantor daerah dan juga diangkat menjadi kepala dinas pendidikan dan kebudayaan, kemudian sebagai kepala kantor statistik kab. Bulukumba hingga beliau pensiun. Gaoe Dg masangnging digantikan oleh Andi Muh. Amin Dg Matino menjadi camat Bontotiro, setelah selesai masa jabatannya sebagai anggota BPH kabupaten Bulukumba.

         Tahun pertama Andi Muh. Amin Dg Matino menjadi camat Bontotiro, beliau mengupayakan pembangunan kantor camat yang representatif, karena kantor yang di gunakan sebelumnya hanyalah rumah wakaf Dato Tiro. Beliau juga membangun gedung masyarakat yang dapat digunakan sebagai tempat pertemuan. Pembangunan di bidang kesehatan yaitu dibangunnya balai pengobatan desa, pelatihan dukun beranak, dan pembangunan Rumah Sakit Pembantu (Health Center) di Hila-Hila dan Batang. Beliau juga memotivasi masyarakat membuat WC setiap rumah, kebersihan lingungan hidup, dan dilakukan pembinaan bagi para remaja melalui kegiatan ke olahragaan yang di laksanakan di tiap desa, dengan prioritas utama olahraga sepak bola, bola volli dan bulu tangkis. Sehingga kecamatan Bontotiro terkenal sebagai kecamatan yang pertama kali melaksanakan pekan olahraga (PORDES) di kabupatn Bulukumba yang di laksanakan di Kalumpang Desa TriTiro. Para juara PORDES dibina untuk, mewakili kecamatan Bontotiro dalam pekan olahraga kabupaten Bulukumba (PORKAB).

         Pada bidang peningkatan kesejateraan masyarakat, yaitu tetap menyemarakkan penanaman kacang tanah dan jagung. Dilakukan pula uji coba penanaman jeruk manis di desa TriTiro. Pada awalnya jeruk tersebut cukup menjanjikan bahkan terkenal di kabupaten Bulukumba. Tapi pada akhirnya tanaman jeruk punah akibat adanya hama yang menyerang ohon jeruk secara frontal yang sulit di basmi.

          Bidang infrastruktur, yaitu mengupayakan jalan raya secara kontinyu bahkan menjadi lomba antar desa pada setiap peringatan ulang tahun proklamasi. Dan hal ini mengawali lancarnya arus transportasi dan mobil truk dapat keluar masuk mengambil hasil bumi.

            Bidang pendidikan, beliau mengupayakan berdirinya SMP Negeri Bontotiro yang ditempatkan di Hila-Hila. Gedung SMP Negeri tersebut bersifat permanen, yang dibangun dekat SD Negeri No.133 Hila-Hila. Seluruh biaya pembangunan sekolah tersebut berasal dari swadaya murni masyarakat. Hal tersebut dilandasi dengan rasa antusias yang tinggi dari masyarakat dalam bidang pendidikan sehingga mereka rela berkorban demi generasi pelanjut.

             Sampai saat ini SMP Negeri Bontotiro telah berkali-kali menamatkan siswa, bahkan alumninya telah ratusan yang meraih predikat sarjana hingga gelar Doktor (S3) dan guru besar. Bidang pendidikan agama, beliau mengupayakan adanya PGA Negeri 4 tahun, dan selanjutnya berubah menjadi Madrasah Tsanawiyah Negeri. Gedung PGA Negeri tersebut dibangun di kompleks lapangan pemuda Andi Mappijalan. Untuk menampung murid SD yang tidak lulus masuk SMP Negeri, maka didirikan pula SMP Dato Tiro yang ditempatkan di SD No. 133 Hila-Hila yang dibuka pada waktu sore.

        Dalam upaya memancing partisipasi masyarakat dibidang pembangunan, beliau mengikutkan kecamatan Bontotiro dan desa batang untuk mengikuti lomba antar kecamatan dan desa di tingkat Propinsi, setelah berhasil menjadi juara I di tingkat Kabupaten. Dari sinilah kita dapat melihat bagaimana kegigihan beliau dalam mengantar kecamatan Bontotiro untuk dapat tampil sebagai kecamatan yang harus diperhitungkan walaupun kecamatan Bontotiro adalah kecamatan yang minus dibanding kecamatan lainnya yang ada di kabupaten Bulukumba.

          Dengan semangat dan jiwa pembangun yang cukup tinggi, beliau sangat optimis dengan kerja keras seluruh lapisan masyarakat dan pemuka agama untuk bekerjasama dalam memenuhi semua persyaratan lomba yang akhirnya memberikan hasil yang cukup memuaskan.

       Upaya pertama yang dilakukan adalah pembenahan/renovasi kantor kepala desa di seluruh kecamatan Bontotiro serta pembersihan dan pengindahan seluruh wilayah kecamatan Bontotiro dengan mengedepankan pembenahan pohon pelindung sanjang jalan yang ada di kecamatan Bontotiro. Menjelang penilaian lomba desa, dilakukan perbaikan jalan raya dan desa dengan menimbun seluruhnya dengan tanah kapur.

        Bontotiro dikenal sebagai kecamatan yang berhasil meraih juara II lomba kecamatan tingkat propinsi Sulawesi Selatan, Kecamatan Belawa kabupaten Wajo meraih juara I. Desa Batang berhasil meraih juara I lomba desa tingkat propinsi Sulawesi Selatan. Desa Batang saat itu berada dibawah kepemimpinan kepala desa Andi Mappanganro, menantu dari Gaoe Dg Massangnging Karaeng Batang. Keberhasilan tersebut dapat diraih berkats kesadaran serta kemauan dan kemampuan masyarakat beserta seluruh pemuka masyarakat, pemuka agama dibawah koordinasi aparat pemerintah serta tripika yang rela melakukan kerja keras tanpa mengenal lelah. Sebuah keberhasilan yang sangat layak diberikan penghargaan.

         Bidang keagamaan, sebagai kecamatan yang pernah menjadi subyek penyiaran Agama Islam dimasa silam, beliau melakukan gebrakan yang cukup mengejutkan. Kabupaten Bulukumba dikenal sebagai kabupaten pertama melakukan Syariat Islam di seluruh propinsi Sulawesi Selatan, maka Kecamatan Bontotiro telah melaksanakan hal tersebut dalam nilai praktis sejak masa kepemimpinan Andi Muh.Amin Dg Matino pada tahun 1965 M.

           Setelah Andi Muh.Amin Dg Matino berhasil meningkatkan kesejahteraan masyarakat Bontotiro. Bupati Bulukumba menugaskan menjadi camat Herlang dengan tugas meningkatkan kesejahteraan rakyat Herlang dengan strategi pembangunan dibidang infrastruktur, pertanian dan perkebunan, pendidikan, serta kesehatan. Dengan motivasi dari tokoh masyarakat dan tokoh agama, pembangunan di kecamatan Herlang berjalan dengan baik. Masyarakat juga dapat menikmati hasil pembangunan dibidang pendidikan, kesehatan, serta bidang pertanian dan perkebunan. Adanya wajib tanam, pohon kelapa didesa Karassing dan Singa, Herlang menjadi terkenal sebagai penghasil kopra dan gula merah dari kelapa.

       Setelah berhasil meningkatkan kesejahteraan masyarakat Herlang, Bupati kepala daerah Bulukumba mengangkat beliau menjadi camat Bontobahari dengan strategi pembangunan dibidang infrastruktur, perdagangan, pendidikan dan kesehatan. Dengan memotivasi tokoh masyarakat, dan tokoh agama, maka program tersebut dapat dilaksanakan. Dapat dilihat dan dinikmati pelabuhan Bira sebagai tempat penyeberangan kapal Very ke Pammatata Selayar. Begitupula berdirinya pesantren Al-Amin di Tanah beru, serta majunya industri perkapalan dan perdagangan.

         Andi Muh.Amin Dg Matino ditempatkan kembali menjadi camat Bontotiro hingga beliau pensiun. Setela pensiun pegawai negeri, beliau diangkat menjadi anggota DPRD kab.Bulukumba dari fraksi Golkar. Pada tahun 1985 M, beliau wafat dan dimakamkan di kompleks pemakaman Dato Tiro, dekat makam ayahnya Sabarrang Dg Mallabbang serta makam kakeknya Batola Dg Manangkasi Karaeng Tiro di Hila-Hila Bontotiro. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar