Camat
pertama setelah terbentuknya kecamatan Bontotiro yaitu mantan kepala
distrik
Batang
Bontotangnga, Gaoe Dg Masangnging/Karaeng Batang. Beliau tinggal di
Hila-Hila di rumah Ahmad Dg Siahing (mantan Kadhi
Tiro). Rumahnya dekat sumur yang dibuat oleh Dato Tiro. Gaoe Dg
Masangnging
dikenal sebagai camat yang sangat santun dan sangat dekat dengan
masyarakat.
Selama
± tiga tahun bertugas, beliau dipindahkan ke kantor daerah dan juga
diangkat menjadi kepala dinas pendidikan dan kebudayaan, kemudian
sebagai kepala kantor statistik kab. Bulukumba hingga beliau pensiun.
Gaoe Dg masangnging digantikan oleh Andi Muh. Amin Dg Matino menjadi
camat Bontotiro, setelah selesai masa jabatannya sebagai anggota BPH
kabupaten Bulukumba.
Tahun
pertama Andi Muh. Amin Dg Matino menjadi camat Bontotiro, beliau
mengupayakan pembangunan kantor camat yang representatif, karena
kantor yang di gunakan sebelumnya hanyalah rumah wakaf Dato Tiro.
Beliau juga membangun gedung masyarakat yang dapat digunakan sebagai
tempat pertemuan. Pembangunan di bidang kesehatan yaitu dibangunnya
balai pengobatan desa, pelatihan dukun beranak, dan pembangunan Rumah
Sakit
Pembantu (Health
Center) di Hila-Hila dan Batang. Beliau juga memotivasi masyarakat
membuat WC setiap rumah, kebersihan lingungan hidup, dan dilakukan
pembinaan bagi para remaja melalui kegiatan ke olahragaan yang di
laksanakan di tiap desa, dengan prioritas utama olahraga sepak bola,
bola volli dan bulu tangkis. Sehingga kecamatan Bontotiro terkenal
sebagai kecamatan yang pertama kali melaksanakan pekan olahraga
(PORDES) di kabupatn Bulukumba yang di laksanakan di Kalumpang Desa
TriTiro. Para juara PORDES dibina untuk, mewakili kecamatan Bontotiro
dalam pekan olahraga kabupaten Bulukumba (PORKAB).
Pada
bidang peningkatan kesejateraan masyarakat, yaitu tetap menyemarakkan
penanaman kacang tanah dan jagung. Dilakukan pula uji coba penanaman
jeruk manis di desa TriTiro. Pada awalnya jeruk tersebut cukup
menjanjikan bahkan terkenal di kabupaten Bulukumba. Tapi pada
akhirnya tanaman jeruk punah akibat adanya hama yang menyerang ohon
jeruk secara frontal yang sulit di basmi.
Bidang
infrastruktur, yaitu mengupayakan jalan raya secara kontinyu bahkan
menjadi lomba antar desa pada setiap peringatan ulang tahun
proklamasi. Dan hal ini mengawali lancarnya arus transportasi dan
mobil truk dapat keluar masuk mengambil hasil bumi.
Bidang
pendidikan, beliau mengupayakan berdirinya SMP Negeri Bontotiro yang
ditempatkan di Hila-Hila.
Gedung SMP Negeri tersebut bersifat permanen, yang dibangun dekat SD
Negeri No.133 Hila-Hila.
Seluruh biaya pembangunan sekolah tersebut berasal dari swadaya murni
masyarakat. Hal tersebut dilandasi dengan rasa antusias yang tinggi
dari masyarakat dalam bidang pendidikan sehingga mereka rela
berkorban demi generasi pelanjut.
Sampai
saat ini SMP Negeri Bontotiro telah berkali-kali menamatkan siswa,
bahkan alumninya telah ratusan yang meraih predikat sarjana hingga
gelar Doktor (S3) dan guru besar. Bidang
pendidikan agama, beliau mengupayakan adanya PGA Negeri 4 tahun, dan
selanjutnya berubah menjadi Madrasah Tsanawiyah Negeri. Gedung PGA
Negeri tersebut dibangun di kompleks lapangan pemuda Andi Mappijalan.
Untuk menampung murid SD yang tidak lulus masuk SMP Negeri, maka
didirikan pula SMP Dato Tiro yang ditempatkan di SD No. 133 Hila-Hila
yang dibuka pada waktu sore.
Dalam
upaya memancing partisipasi masyarakat dibidang pembangunan, beliau
mengikutkan kecamatan Bontotiro dan desa batang untuk mengikuti lomba
antar kecamatan dan desa di tingkat Propinsi, setelah berhasil
menjadi juara I di tingkat Kabupaten. Dari sinilah kita dapat melihat
bagaimana kegigihan beliau dalam mengantar kecamatan Bontotiro untuk
dapat tampil sebagai kecamatan yang harus diperhitungkan walaupun
kecamatan Bontotiro adalah kecamatan yang minus dibanding kecamatan
lainnya yang ada di kabupaten Bulukumba.
Dengan
semangat dan jiwa pembangun yang cukup tinggi, beliau sangat optimis
dengan kerja keras seluruh lapisan masyarakat dan pemuka agama untuk
bekerjasama dalam memenuhi semua persyaratan lomba yang akhirnya
memberikan hasil yang cukup memuaskan.
Upaya
pertama yang dilakukan adalah pembenahan/renovasi kantor kepala desa
di seluruh kecamatan Bontotiro serta pembersihan dan pengindahan
seluruh wilayah kecamatan Bontotiro dengan mengedepankan pembenahan
pohon pelindung sanjang jalan yang ada di kecamatan Bontotiro.
Menjelang penilaian lomba desa, dilakukan perbaikan jalan raya dan
desa dengan menimbun seluruhnya dengan tanah kapur.
Bontotiro
dikenal sebagai kecamatan yang berhasil meraih juara II lomba
kecamatan tingkat propinsi Sulawesi Selatan, Kecamatan Belawa
kabupaten Wajo meraih juara I. Desa Batang berhasil meraih juara I
lomba desa tingkat propinsi Sulawesi Selatan. Desa Batang saat itu
berada dibawah kepemimpinan kepala desa Andi Mappanganro, menantu
dari Gaoe Dg Massangnging Karaeng Batang. Keberhasilan tersebut dapat
diraih berkats kesadaran serta kemauan dan kemampuan masyarakat
beserta seluruh pemuka masyarakat, pemuka agama dibawah koordinasi
aparat pemerintah serta tripika yang rela melakukan kerja keras tanpa
mengenal lelah. Sebuah keberhasilan yang sangat layak diberikan
penghargaan.
Bidang
keagamaan, sebagai kecamatan yang pernah menjadi subyek penyiaran
Agama Islam dimasa silam, beliau melakukan gebrakan yang cukup
mengejutkan. Kabupaten Bulukumba dikenal sebagai kabupaten pertama
melakukan Syariat Islam di seluruh propinsi Sulawesi Selatan, maka
Kecamatan Bontotiro telah melaksanakan hal tersebut dalam nilai
praktis sejak masa kepemimpinan Andi Muh.Amin Dg Matino pada tahun
1965 M.
Setelah
Andi Muh.Amin Dg Matino berhasil meningkatkan kesejahteraan
masyarakat Bontotiro. Bupati Bulukumba menugaskan menjadi camat
Herlang dengan tugas meningkatkan kesejahteraan rakyat Herlang dengan
strategi pembangunan dibidang infrastruktur, pertanian dan
perkebunan, pendidikan, serta kesehatan. Dengan motivasi dari tokoh
masyarakat dan tokoh agama, pembangunan di kecamatan Herlang berjalan
dengan baik. Masyarakat juga dapat menikmati hasil pembangunan
dibidang pendidikan, kesehatan, serta bidang pertanian dan
perkebunan. Adanya wajib tanam, pohon kelapa didesa Karassing
dan Singa,
Herlang menjadi terkenal sebagai penghasil kopra dan gula merah dari
kelapa.
Setelah
berhasil meningkatkan kesejahteraan masyarakat Herlang, Bupati kepala
daerah Bulukumba mengangkat beliau menjadi camat Bontobahari dengan
strategi pembangunan dibidang infrastruktur, perdagangan, pendidikan
dan kesehatan. Dengan memotivasi tokoh masyarakat, dan tokoh agama,
maka program tersebut dapat dilaksanakan. Dapat dilihat dan dinikmati
pelabuhan Bira sebagai tempat penyeberangan kapal Very ke Pammatata
Selayar. Begitupula berdirinya pesantren Al-Amin di Tanah beru, serta
majunya industri perkapalan dan perdagangan.
Andi
Muh.Amin Dg Matino ditempatkan kembali menjadi camat Bontotiro hingga
beliau pensiun. Setela pensiun pegawai negeri, beliau diangkat
menjadi anggota DPRD kab.Bulukumba dari fraksi Golkar. Pada tahun
1985 M, beliau wafat dan dimakamkan di kompleks pemakaman Dato Tiro,
dekat makam ayahnya Sabarrang Dg Mallabbang serta makam kakeknya
Batola Dg Manangkasi Karaeng Tiro di Hila-Hila Bontotiro.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar