Jumat, 03 Februari 2017

RENUNGAN


AMMATOA

  • Kalau masyarakatku sejahtera biarlah saya paling terakhir sejahtera.
  • Kalau masyarakatku melarat biarlah saya yang paling dahulu melarat.

ACCI MUDASSIR Dg Mambani

  • Kalau ingin pintar dan kaya, cintailah orang pintar dan kaya.
  • Kalau ingin bodoh dan miskin, bencilah orang pintar dan kaya.
  • Kalau ingin sukses dan hidup mulia
    • Jangan pernah berhenti mengamalkan iman dan taqwa
    • Jangan ernah berhenti belajar ilmu dan teknologi serta komunikasi
    • Jangan pernah menyisakan pekerjaan untuk hari esok
    • Jangan pernah tak mensyukuri apa yang kita peroleh
A.ABD. KARIM Dg Mamangka

Pandai-pandailah mencari teman, sebab teman yang baik akan memberikan kebahagiaan sedang teman yang jahat akan melimpahkan bencana dan kemelaratan. 

Masjid Islamic Centre Dato Tiro Bulukumba.


Masjid Islamic Centre Dato Tiro Bulukumba, di bangun Bupati Zainuddin Hasan cucu Muhammad Karaeng Tiro
MATAHARI TERBENAM

Semoga setiap kepergian kita
Meninggalkan keindahan
Yang tak ternilai harganya
Bagaikan Matahari Terbenam
Yang indah selalu dinanti setiap saat
Pancaran keindahannya
Memberi semangat
Untuk menunggu keindahannya di esok hari
Meskipun terbenam,
Dia tetap dalam keindahan
  • Hidup ini singkat, berikanlah yang terbaik
  • Iantu tutiroa, tala attiroi iaji nitiro

Aminuddin Tjinro dg. Paola
Silaturrahmi Reuni II
Keluarga Salli Sabarrang
Basokeng, 21-22 Desember 2007

SYAIR DATO TIRO DAN KARAENG TIRO


DATO TIRO
ABDUL MAULA KHATIB BUNGSU

Ditubir yang terjal
Disisi pantai yang landai
Kau datang
Laksana mentari
Menebar cahaya
Ranah minang
Nun jauh di seberang
Tinggal kenangan
Engkau terpaut
Di tanah Tiro
Yang gersang
Di sini......di Tiro
Angin dingin dipuncak bukit
Mengiringi bakti
Dalam mengais cinta
Akan amanah
Wa maa arsalnaka
Illa Rahmatan Lil Alamin
Kini.....
Engkau terbaring tiada daya
Namun cahaya itu
Tetap terpancar sepanjang masa
Menaungi segenap insan
Dari generasi ke generasi
Istrhatlah
Dalam ketenangan
Di bawah ridha Ilahi
Dan biarkan kami
Menjemput kasih Tuhan
Dalam makna Laa Ilaha Illallah
Selamanya

(Kampungku, Hila-Hila. Medio Maret 2008. Aminuddin Tjinro dg Paola)


ANDI MUH.AMIN DG MATINO
KARAENG TIRO

Dalam kerasmu
Engkau terasa lembut
Dalam karyamu
Engkau kedepankan orang kecil
Serba tak punya
Engkau karaeng ri Tiro
Camat di Bontotiro, Herlang, dan Bontobahari
Karakter, watak dan kinerjamu
Tak pernah surut
Bersama mentari engkau mengukir karya
Mengantar yang terpuruk yang tersisih bangkit
Menggapai harapan
Kini engkau telah balik kepangkuan Ilahi
Tapi engkau tidak pernah hilang
Engkau tetap hadir di hati kami
Kami yang tersisa
Yang kehilangan
Kehilangan tempat berguru
Kehilangan tempat bertanya
Kehilangan tempat mengadu
Segalanya
Istrahatlah
Istrahatlah dalam perut bumi pertiwi
Bumi pertiwi yang sangat kau cintai
Dan biar generasi sesudahmu
Menghitung hari dalam perjalanan
Mengukir makna kehidupan

(Awal November 2009. Gubukku, hujan mulai turun. H. Aminuddin Tjinro dg Paola)







BALLA DONDANG KADHI TIRO


Balla Dondang Kadhi Tiro Tempat Kelahiran Kadhi Ahmad Dg Siaheng Dan Jaisa Dg Tamagga Istri Karaeng Tonang
RUMAH LELUHUR
  • Dirumah leluhur kita dapatkan kenangan lukisan sejarah leluhur
  • Dirumah leluhur kita dapatkan harapan dalam kata-kata sebagai berikut “Kuminasaiko sunggu ana’, kutinjakkiko mate’na, manna pangkenu pucunu, mate’ne ngaseng”. Harapanku bagimu anak, adalah kemuliaan. Doaku untukmu adalah kebahagiaan. Semoga anak-anakmu, generasimu selalu bahagia.
  • Marilah kita sebagai generasi penerus berjanji pada diri kita untuk mewujudkan doa dan harapan leluhur berupa mimpi nyata seperti nyanyian Makassar “Batturatema Ribulang, makkuta’nang ribintoeng, apa kananna, bunting lompojako sallang”. Saya telah datang di bulan dan bertanya pada bintang (Yang Maha Tinggi, pemberi kehidupan) apa katanya kamu akan hidup dengan keagungan.
  • Akankah generasi penerus dapat melukis sejarahnya dengan keagungan?
  • Bermimpilah dan rancanglah sejarahmu sebaik-baiknya, serta laksanakan dengan kerja keras, kerja cerdas dan kerja ikhlas diiringi doa restu Ilahi agar generasi berikutmu dapat bercerita dengan kepala tegak tentang SIAPA KITA.

PASANG LELUHUR

Lambusu (Jujur)
Tegasa (Tegas)
Macca (Cerdas)
        Barani (Berani)
    Ditopang oleh SIRI (Rasa Malu)











Beberapa Kata Falsafah Kepemiminan Dari Karaeng Tiro “Tonang Dg. PAOHA”



  1. Jika anda hendak mengerjakan sesuatu pekerjaan maka “parioloangngi ulunnu nanuaribokoang limannu” artinya kalau anda hendak mengerjakan sesuatu pekerjaan, dahulukan ke depan kepalamu dan tarik ke belakang tanganmu. Maksudnya : “pikirkan dahulu baik-baik apa yang anda hendak di kerjakan, apakah baik/ bermanfaat bagi anda dan kepentingan umum, lalu setelah itu anda pikirkan baik-baik manfaat dan mudaratnya, berguna atau tidaknya) apa yang hendak dikerjakan dan sesudah anda tetapkan dalam pikiran anda bahwa pekerjaan itu baik dan berguna bagi dirimu dan juga bagi kepentingan umum, kedepankanlah tanganmu (mulai kerjakan).
  2. Punna niya nujama nakkabattallang sereya tau/ golongan tejako nassai, nasaba sitojeng-tojengna ianianjoagangnu nasaba najagaiko risikamma gaunu ia salaya, jari sangnging nikakatui sikamma gau ia maka ta’ salaya artinya jikalau anda mengerjakan sesuatu pekerjaan dan ada seorang/ golongan yang menaruh keberatan baik dengan lisan maupun dengan tulisan, jangan anda terus marah dan membenci orang/golongan itu, karena sebenarnya itulah teman anda yang benar-benar baik karena selalu anda dijaga dalam segala perbuatanmu/ tindakanmu sampai anda dapat terhindar dari kesalahan-kesalahan yang anda sadari atau tidak sadari. Maksudnya: dengan adanya orang itu/ golongan itu selalu memperhatikan perbuatanmu, tindakanmu dalam melakukan sesuatu pekerjaan, maka dengan sendirinya anda akan sangat berhati-hati sampai akhirnya terhindar dari kesalahan-kesalahan baik yang disadari maupun yang tidak disadari. Ditambahkan oleh beliau bahwa : “sekiranya saya mempunyai cukup uang, maka seharusnya orang/golongan itu harus saya berikan gaji, supaya dia selalu menjaga saya.
  3. Teyako assanjengi rikaju kusa lebba paradai artinya jangan engkau bersaudara ada sebatang tiang kayu yang lupuk tetapi sudah ditjel sampai tidak kentara lagi lapuknya. Maksudnya : jangan anda jadikan piminan tempat bersandar orang yang pintar bicara, baik pakaiannya, rapi cara berpakaian tetai akhlaknya/ mentalnya sudah rusak. Perumpamaan kayu yang sudah lapuk/rusak didalamnya. Jadi kalau mencari pemimpin tempat bersandar perhatikan baik-baik akhlak dan mental orang itu supaya daat dipertanggungjawabkan
  4. punna pucaki jeneka ri ulunna binangajatantu pucaki saggenna bangkenna” artinya kalau keruh air dihulu sungai tentu akan keruh sampai di muara sungai. Maksudnya: kalau kejahatan, kebencian, penyelewengan dan lain-lain terjadi di pusat pemerintahan, maka dengan sendirinya kejahatan, kekacauan, penyelewengan akan sampai pula di muara, di daerah-daerah bawahannya. Jadi sebaliknya kalau di pusat pemerintahan jernih (tidak terjadi kejahatan, kekacauan, penyelewengan) maka dengan sendirinya di daerah-daerah akan jernih pula
  5. manna antekamma caraddenu ancokkoi jantongkoki anu bottoka kalebbakanna arasatonji sallang” artinya bagaimanapun pintarnya/pandainya anda menutup /menyembunyikan barang yang busuk akhirnya akan berbau juga. Maksudnya: sepandai-pandai anda menyembunyikan, menutupi perbuatan-perbuatan yang jahat (busuk) akhirnya akan berbau juga, akan ketahuan juga, karena bau busuknya itu akan akan menjadi petunjuk dimana letaknya barang yang busuk itu (kesalahan, kejahatan, penyelewengan dan lain-lain).



MELUKIS SEJARAH


  • Sejarah pasti akan mencatat setiap peristiwa tertulis maupun tidak tertulis

  • Setiap orang yang melihat akan memberikan persaksian kepada generasi selanjutnya tentang apa yang disaksikan pada zamannya tentang peristiwa tokoh, kepahlawanan, keadilan,kecerdasan, kebodohan, keberanian, kepengecutan dan sebagainya

  • Catatan sejarah anak manusia tidak akan pernah sepi dari berbagai kejadian yang menjadi kumpulan cerita kehidupan

  • Hingga kini tercatat beberapa nama yang menjadi simbol dari sebuah karakter, kelembutan, keberanian, kecerdasan dalam hikmah kebijaksanaan

  • Disaat hidupnya mungkin mereka tidak pernah mengira akan dijadikan simbol sebuah sifat tertentu. Mereka menjalani hidup sesuai dengan alur pikiran masing –masing dan sejarahlah yang mengabadikan namanya.

  • Kita semua pasti akan menjadi bagian sejarah masa depan :
  • Saat generasi telah berganti

  • Saat jatah hidup dimakan usia

  • Saat umur berlalu mengiringi waktu

  • Saat jarak terpaut begitu jauh dengan masa kehidupan kita saat ini


  • Saat itulah generasi baru akan bercerita tentang kakeknya, bapaknya, ibunya, pamannya, atau seseorang yang pernah orang ceritakan padanya.

  • Dan begitulah masa kejayaan dan kehancuran itu kita pergilirkan diantara manusia agar mereka mendapat pelajaran” (QS. Ali Imran)

  • Adalah hal yang tidak mungkin mengubah catatan sejarah yang telah tertulis dan diabadikan oleh zaman. Yang bisa dilakukan adalah merancang sejarah diri sebaik-baiknya. Apa yang kita inginkan menjadi citra diri masa mendatang yang bisa dilukiskan sejak saat ini.

  • Sebuah nasehat berkata : ukirlah kenangan, lukislah sejarah dan jalani kehidupan dengan cerita terbaik. Sebagaimana engkau menjalani hidup, begitu pula kesan orang-orang disaat kematianmu.  

NASKAH SEBAGIAN LONTARA DISTRIK TIRO


SUSUNAN REGENT/KARAENG TIRO



Nama                                                                              Penjelasan Ringkas
  1. Samparaja Dg Malaja                                                  Digelar Kareng Sapohatu
  2. Lolo Hulaeng
  3. Rangkana Tanaya                                              Turunan Karaeng Kajang (Tusappaya Lilana)
  1. Dongko Dg Ngirate                                                          Karaeng yang ke Gowa
  2. Tiro Dg Sirikang                                                             Karaeng yang ke Selayar
  3. Tello Dg Manurung                                                 Digelar Karaeng Nguhang(Uban)
  1. Ranggaya Dg Ngilalang
  2. Lesso Dg Ngilalang                                                  Digelar Lompoteke (Besar beban)
  1. Kambu Dg Paolli
  2. Launru Dg Biasa                  Digelar Karaeng Ambibia (Karaeng yang pertama memeluk Islam)
  1. Cabbe Dg Pasugi                                                      Digelar Karaeng Kojo ka (Kurus)
  2. Lancana Dg Paola
  3. Malleheri Dg Mallino                                           Digelar Karaeng Tinrowa ri Bu’rungnga
  1. Mallurang Dg Mammone                                        Digelar Karaeng Abbebeka (Kurap)
  1. Panggila Dg Mallabu                                             Digelar Karaeng Tinrowa ri Dunnina
  1. Lassia Dg Mangatta                                                  Digelar Karaeng Bongoloka (Tuli)
  1. Batola Dg Managkasi

  2. Rona Dg Matasa

  3. Lenggana Dg Mattanang               Terakhir pangkat/Jabatan Karaeng Tiro Kemudian Gelarang
  1. Bacolli Dg Massese                                                   Yang Pertama menjadi Gelarang
  1. Paroto Dg Patangnga                                                    Karaeng/Gelarang Tiro

  2. Sabarrang dg Malabbang

  3. Mallusa Dg Mattanga

  4. Tanra Dg Palilu

  5. Muhammad                                           Karaeng/gelarang yang ditikam diatas, rumahnya (Mati)
  1. Makkasusa                                                                        Karaeng/gelarang Tiro

  2. Baco dg Matteru                                                                      Bukan asli tiro

  3. Mappa Dg Mattola
  1. Tonang Dg Paoha                                                        Digelar matonroe ri masigina 
  1. Andi Abd.Karim Dg Mamangka                  Karaeng Tiro yang beralih menjadi Pamong Praja
  1. Andi Muh.Amin Dg Matino                               Karaeng Tiro yandiangkat menjadi Camat
  1. Andi Muh.Nur Dg Macora


SUSUNAN KADHI TIRO

Yang lebih awal menjadi kadhi :
  1. Tobating (Karaeng A’Janggoka)
  2. Guru Lantana
  3. Matta
  4. Hantung
  5. Malli
  6. Mattalunrung Dg Sirua
  7. Baso Dg Massikki (Petta Sikki) berasal dari Bone
  8. Tuta Dg Mapata
  9. Rumpa
  10. Dondang Dg Patanra
  11. Baso dg Mareha
  12. Dondang Dg Patanra (yang kedua kalinya)
  13. Rumalla
  14. Dondang Dg Patanra (yang ketiga kalinya)
  15. Akhmad Dg Siahe
  16. Abd.Rakhman Dg Magassing (Kadhi Tiro yang menjadi kepala Kantor Urusan Agama)
  17. Cinro Dg Paola (Menjadi Kadhi sampai dihapuskan jabatan kadhi di seluruh propinsi Sulawesi Selatan)






NASKAH SEBAGIAN LONTARA PATTIROANG

PASANG NA I TOA BURU’NE A’TIRO RI

Abicara ko ri kaleng nu….ang gaukang ko ri lino nu
Sessa ri ati terasa…sannang ri ati lamma
Pinahangngi ati pattantu na tau a
Kale inni alloa na pa’nassai sallo’ kalenna ri pa bojan na
Pi lang ngeri pasang ma’ lino ku….. Punna na rapi hattunna :
Allayang mi pattong ko na ganrang pa’pikatu a
Punna tala am bua’ mi tara uheya ri possi tana,ta’ timbaji mingka na tongko kalen na mi possi tannaya….

Karaeng am bai barumbung,ata a’balla’ bulaeng
Karaeng si sa’la pa’ kantiang ngang,ata ang nganre ri panne bulaeng
Karaeng a’gau ata,ata a’gau tamma karaeng
Karaeng belo-belo a’lino ata ri lino tamma lino a
La rie sallo pa’biritta pangu’rangi ri tau ma nassa ya tau
La ri e sallo’ hattunna :

tala bija mi taua…….
Tala a’kampong mi patanna kampong…..
Tala angngitte mi ri allona……
Belo na lino ni haju bija,puntana ni haju karaeng,
Kahaji kang a’jari kodi na ka kodian a’jari haji’…….
Si paka tau ri kale si kanre ri rara

Bahine a’nang kala buru’ne a’pallu
Sannang ri tallasa ru’ru su ri pa’mai
Ana’a’jari karaeng toa a’jari ata
Tang ku minasa ming ka ku’ pasang :
Larappai kampong nga ri tau tamma tau

Lam bua’ i puang sembo
La pun tana i pa’biritta lamung lamung lan ri anre na
Pasang matappa belo-belo ma’nassa.
Tau tamma lino a’gau, tau ma’lino ri lino tamma lino ampi nahang ngi ri sassang
Puntanna garring tala a’lipa…..ti re re ri buhung pa’pi katu
Katallasang ma nassa na lino tamma lino
Lani lama’ mami puntanaya
Allo na bang ngi’ a’kambara mi tamma le’leng ri ka le’lengang tamma pute ri ka pute ang……

Bosi ri tamparang…..parallo ri puntana
Pasang ku ma’ linoa
Pau-paung ku ri pattiroang :
La minroi panrita pa’pikatu tala make ganrang batu
Lam bua’ i panrita lamung lamung tala make takkang anrong batara
La’ pasimbai panrita possi tanaya talia ri pattiroang
Tau a’kale asang ma’ lino ri ata na karaeng
Lang pue i tiro ri i puang toa na i puang toa na i puang toa na i puang toa
Kale ma’ nassa kale tala tau…

Nyaha ma’ nassa kale tala pi tau.
Tau ri butta tiro,nyaha ri butta kamase masea
A’nyaha i tiro…a’ pi taui kamase-masea
Silabbiri ri pa’ linoang….si panrita ri lino tamma lino
U’rangi pau-paungku..
Inai am pasi sa’la i tiro na ka mase masea
Hassung ri lino…..tala jannang ri lino tamma lino
Punna jari pasang ku
Punna rie’ ja tau malino ri lino tamma linoa
Lamminroi pattongkona batu ganrang nga na tajang ngi ri batu ganrang berua….
Hojai ri possi tana ma’bi caraya….
Lamung-lamung ma’ kampong ….pa’biritta lamung-lamung a’tinro…

Kata –kata diatas adalah pesan dari i toa buru’ne to manurung ri pattiroang yang diambil dari lontara pattiroang yang di pegang oleh alm. Bapak andi bangung dm yang di salin oleh opu konjo.



PA’PI KATU HULAENG MA PUTE TAU POSSI TANAYA

Rie lino ri lalang na lino a
Batu ngase ki ri lino tamma linoa
Ku pi assai pa’linoang nga ri kalen na lino…
Katallasang linoa….belo belo pa’ngitte ri ati ma’ linoa

Punna nu pa’nassai belo-belo na lino……sessako
Ka cila kang bakka ri tallasanna tau tamang ngusse a i sa bu’tulu’na kajan nang ngang nga…
Pa’ tau ri lino….kata’pang kang ri lino tamma linoa
Ma ku ta’ nang ri para tu tala ngisse

Pa dong ko’ ri ati majan nang…..
Simbo leng ngi ri pa’ mai’ uri-uri nu….
Pa’ nas sai….antere ampaka sannang ko na ampaka jan nangko…
Pa pi katu ku ma nakku ri ati jannang nga tal la sa’na

Gau kang ngi….nu haji nu sa’ring, jannang ri katalassan nu….na tam ma nyusai ri tau ma’ lino a….
Ako ut tei paran nu tau…appi lajara ko ri atinnu….ako lang nge ri bicara haji a….appila ja ra ko ri bicara ko dia……
Tallasa’ ma jan nang ri tau tappa na a’ra a kareso….

Pa ngu’ranging ma nassa ka lambusang pa’ mai’ ri tau ma’nassaya tau…..
Panggaukang ri lino rie ngase has se le’ na
Punna tappa ko ri se’rea jama jamang haji’….gaukang mi
Ako atta jang ngi has se le si lalong na…..

Ang ngangka’ ko bara api……ang ngang kang so’na……..ang mi’nyak ki tallasa.
Bicara ko ri pa’mai…..a gio ko ri ka lambusang….tau ko ri anrong ma’tau a….
Tam pa na pasang ku … rie ri lino…...
paka lambu sui nanu pa minasai ri atin nu….

paka ci’nongi…. Nu a’tete ri ati tamma gen ray a
Ma’mole ko ri pau2 ka labbirang….
Ati tama sessa’ nyaha jannang ri kasannang ngang….
Esalai pau-pau kodi ya…pi kambu i ati mappi katu nu
Pi re’mu ki tanja ma’minasa nu…….pi belo-beloi gau’ tallasanu……
Ako sas sa li talla sa ya….a’lino ko ri lino tamma lino a…..

Kata-kata di atas diambil dari pa’pi katu hulaeng ma pute bunga biraeng battu ri possi tanaya ( istri dari i toa buru’ne ) dalam lontara pattiroang yang di pegang oleh alm.bapak andi bangung dm dan di salin oleh opu konjo.

PASANG KAKARAENGANG

Allo tamma binyara
Bangngi tamma sassang
Kalompoang tamma nassa…..kakaraengang tamma bai ri barumbung
Possi tanaya mak ku ta’nang…..batu kalompoang a’parau ri kala’birang…..
Palangka ni salai ri kaporean na…..

Ru’ru su bannang ka jojang ……..ri cappa bicara…
Ni taro mi kalompoangnga ri tiro….ni palimbang ri tau manassa na tiro….
Ni pasia ma mi ere kalibbairang nga ri tiro….
Ni pa’ nassa mi karaeng nga ri deppoang batu kalompoang…

Sikali ji am bua….sama turu ni pau….
Si kali ji as sa’ ra….sama turu ni gau kang…
Si kali ji a’lingka…..sama turu ni lapa’ ki bale na
Karaeng …..tau makkaraeng…
Karaeng……tau ma ata
Karaeng……kalompoang ri tiro.
Aruna tujo2 na possi tana .
( di ucapkan saat pelantikan karaeng atau raja tiro )
Tabe…..karaeng…
Ammenteng nga ri dalle kanta…..ka pam mentengang ri tojeng…
Am minahang nga ri pau paun ta….
A’pi tau a ri kalenta….
I nakke minni tujo-tujo na possi tana’na tiro
Tamma ngu’ ra ngi lino……..al ling kai mate
Punna ki pi tau i atan ta….punna ki pa’nassa kalompoang ta…..ki mappi katu ri kalambusang……i nakke lan selangi siri’ ta…..

Tabe karaeng
Ki cidongi batu kalabbirang na kalompoang
Ki padong ko kabajikang ri ulunta
Punna ki jap pu i possi tana ya…..ki poto’ i pasang na i puang toa buru’ne ri tiro …..
Ki pa’ se’re ri pang gaukang ………i nai a’sa’sa li ka karaengan ta….i nakke la pa si ama’ i butta lambu-lambu ang
Inak ke minni karaeng…..atan ta ri dasere bu’bu kang nga
Ku pasang kaleng ku…..ku sahung nyahaku…..ku bicara lalang baba ta…….ku gio ri pammula paun ta.

Karaeng ma lompoa……ki pam mo’ porang nga……
Ki pa’lu’mu’ atin ta…..ki pi na’na’ ri toli alusu’ ta
Pau-paungku ……ku pa’nassai ri pang gaukang
Pau-pau iya mintu siri’ku……
Pun na tang ku cidongi paung ku……punna tangku pa’ nassai gau’ku….punna badik ku a’ kanre boko……….
Tala tallasa a ri puntana……tala nyaha a’ ri anging……talia lino pa’ linoang ku.

Oh…..kareng….sikali ki karaeng…..tarrusu ki karaeng….
Punna atan ta ji ki karaengi na tala karaeng ngi kalenta
Punna pasang kodi ta ji man jari tala ki ra’pung pasang ka karaengang nga ri tiro…
Punna dakka’ tansi rup pan ta atan ta ji sang nging an naba…..
Inakke ata la pi karaengi ki ri poke paladang….ampi bomboki ki badik tan na kanre asang……..ku pa’ jari ata’ ki ri kalom poanta….

Tujo-tujo a adalah pasukan berani mati yang membela kebenaran


ARU TUK MENJEMPUT TAMU

Tabe ki pammopporang nga…….
Ki padakka bang kenta….
Ki pa lisa’ cinna ta
Ki pa’nas sa pang ngitt te’ ta
Ku labbiri ki ri nyaha ma’ lino na tamma linoku…
Ku pala’ alompo i dalle’ ta…

Ku suleng ka ri dalle kanta
A’ pikatu ri pammen tengan …
Na tarima ki butta tiro
Na kala’biri ki ,,,,,,,pattiroang
Ku sareki katallasang ( di taburi beras )
Ku padongko ki labbiri tamma’tappu….( di kalungkan sarung )



BAB V: TIRO PADA MASA BELANDA SAMPAI REPUBLIK


  1. Zaman Pemerintah Hindia dan Belanda
Daerah Onder Afdeling Bulukumba (sekarang kabupaten Bulukumba) dalam tahun 1869 M terdiri atas Onder Afdeling Kajang dan Bulukumba. Dalam tahun 1910 M kedua Onder Afdeling tersebut disatukan menjadi Onder Afdeling Bulukumba dan dipimpin oleh seorang kontrolur Belanda dan terdiri atas 14 Distrik (wanuwa) yaitu :
  1. Bulukumba Towa
  2. Gantarang
  3. Ujung Loe
  4. Kajang
  5. Lange-Lange
  6. Hero
  7. Tiro
  8. Bira
  9. Batang/Bontotanga
  10. Tanah Biru
  11. Ara
  12. Lemo-lemo
  13. Kindang
  14. Bulukumba Kota
Kepala-Kepala Distrik tersebut bergelar ”Karaeng” kecuali Ara bergelar “Gelarang”. Bulukumba Kota terdiri dari 6 kampung masing-masing dipimpin oleh Kepala kampung yang berdiri sendiri sebagai “Federasi” yang dipimpin oleh Jannang Terang-terang dalam urusan administrasi keuangan.

Dalam hal urusan-urusan umum keenam pimpinan kampung tersebut langsung dibawah pengawasan dan petunjuk-petunjuk dari Kepala Pemerintah negri (H.P.B/Hoofdevan plaat selijk Bestaur).

            RIWAYAT RINGKAS PEMERINTAHAN

Pada tahun 1875 M diadakan “Regentschappen” yaitu :
  1. Gantarang dalam keadaannya sekarang termasuk Bulukumba Kota
  2. Ujung Loe dalam keadaannya sekarang
  3. Bulukumba Towa dalam keadaannya sekarang
  4. Kajang, terdiri dari Kajang, Hero dan Langi-langi
  5. Bira, terdiri dari Bira, Ara, Tiro, Lemo-lemo, Batang dan Bontotanga
Kemudian Bulukumba Kota dilepaskan dari Gantarang yaitu pada saat mulainya ada Bestuuranibtenaar Eropsh yang berkedudukan di Bulukumba dan dalam tahun 1910 M Kindang yang masuk Gowa dimasukkan dalam oderafdeling (Bulukumba). Pada tahun 1921 M keadaan Pemerintah Regentschappen dihapuskan dan diatur sedemikian rupa dan terdiri atas 14 Distrik yang berdiri sendiri. Masing-masing terbagi pula menjadi beberapa kampung dan gabungan kampung yang bergelar Kepala kampung dan Gelarang.

Kepala-Kepala dari gabungan kampung yang bergelar Gelarang terdapat dalam Distrik Kajang, Gantarang, Bulukumba Towa, Kindang, Ujung Loe dan Tiro. Akan tetapi Gelarang-Gelarang dalam Distrik Kindang, ujung Loe dan Tiro merupakan hanya pangkat saja, keadaan mereka sama hal dengan Kepala-Kepala kampung biasa sedangkan Gelarang dari Distrik Gantarang. Bulukumba Towa dan Kajang mempunyai satu atau lebih Kepala-Kepala kampung bawahannya.

Calon-calon untuk jabatan “Gelarang” dipilih oleh rakyat lelaki yang sudah dewasa dan masih diperhatikan keterununannya. Pemilihan untuk jabatan Kepala Distrik/karaeng dilakukan oleh Kepala-Kepala gabungan kampung dan Kepala-Kepala kampung dan anggota-anggota syarat yang mananya calonnya khusus terdiri dari “turunan”.
  1. Zaman Pendudukan Jepang
Onder Afdeling ini dibagi menjadi 2 bagian yang berdiri sendiri dan diKepalai masing-masing oleh Guncofodai:
  1. Guncofodai Bulukumba, meliputi Gantarang, Bulukumba Kota, Kindang, Ujung Loe dan Bulukumba Towa (Tanete).
  2. Guncofodai Kajang meliputi Kajang, Langi-langi, Batang/Bontotanga, Tanah Beru, Lemo-lemo, Bira, Ara, dan Tiro.
Akhir tahun 1942 M digabungkan kembali menjadi 1 Guncofodai (Under afdeling/yang diKepalai oleh seorang Bunken kanrikan bangsa Jepang. Pada tahun 1944 M Kepala Pemerintahan diserahkan kepada bangsa Indonesia sebagai Bunken Kanrikan tetapi masih ditempatkan sebagai seorang Hondukan bangsa Jepang sebagai pengawas.
  1. Zaman Kembalinya NICA dan NIT
Susunan Pemerintahan dikembalikan seperti sebelum perang yang diKepalai oleh seorang officier NICA sebagai HPB (Kepala Pemerintah negeri). Perkembangan politik berjalan terus hingga terbentuknya Pemerintah NIT dan Pemerintahan daerah Hadat tinggi. Onder Afdeling ini yang dahulunya dinamakan “Recklstreeksbestuargebied” diubah sifatnya menjadi “Oenigeelkrelfbestaur” dalam bulan maret 1948 dan diKepalai oleh seorang ketua Hadat (sabl 1946 nomor 17).

Yang terpilih menjadi ketua Hadat adalah Kepala Distrik Kajang (Bapa’ Dg. Matasa) dan dibantu oleh ketua muda yaitu Kepala Distrik Gantarang (Abd. Gani). Anggota-anggtonya terdiri dari 13 Kepala-Kepala Distrik serta seorang wakil dari Kepala-Kepala kampung dalam Bulukumba Kota (Baso Padi Dg Malawa Jannang Terang-terang).

Untuk melancarkan urusan-urusan Pemerintahan sehari-hari maka diantara anggota-anggota Hadati itu terpilih sebagai anggota-anggota Pemerintah harian ialah:
  1. Kepala Distrik Ujung Loe (A. Untung)
  2. Kepala Distrik Tiro (A. Abdul karim Dg. Mamangka)
  3. Kepala Wanuwa gabungan Kepala-kepala kampung Bulukumba Kota (Baso Padi Dg. Malawa Jannang Terang-terang) telah tersusun Helfbestaur pemerintahan baru ini maka Kepala Pemerintahan (HPB) yang masih dijabat oleh bangsa Belanda diserahkan kepada ketua Hadat.
  1. Zaman Pemerintahan Republik Indonesia Negara Kesatuan
Onder Afdeling Bulukumba yang dahulu bergabung dengan afdeling Bantaeng sekarang berdiri sebagai kabupaten yang sederajat dengan Bantaeng dan masing-masing diperintah oleh seorang Bupati bangsa Indosnesia. Jabatan Karaeng/Kepala Distrik diseluruh Sulawesi Selatan dengan surat keputusan Gubernur Kepala Daerah Sulawesi Selatan Tenggara tanggal 16-8-1961 nomor 1100 dan tanggal 19/12/1961 nomor 2067 A, maka seluruh kesatuan Pemerintahan administratif dengan bentuk Distrik/Wanuwa yang dahulu merupakan kesatuan pemerintahan dalam lingkungan suatu Swapraja diseragamkan menjadi kecamatan.

Sehubungan dengan surat keputusan Gubernur tersebut Bupati Bulukumba mengeluarkan surat keputusan No. Pon 45/ 1962 M melepaskan dengan hormat dari jabatannya kepala Distrik :
  1. Gantarang Saudara Andi Sappewali A.S
  2. Kindang Saudara Andi Moddo Langang
  3. Bulukumba Kota Saudara Baso Padi Dg Malawa
  4. Bulukumba Towa Saudara Andi Abdul Syukur
  5. Ujung Loe Saudara Andi Baso Tanda Ramang
  6. Kajang Saudara Husein Dg Parani
  7. Tiro Saudara Andi Muhammad Amin
  8. Bontotanga Saudara Gau Dg Masanging
  9. Ara Saudara Padulungi
  10. Hero Saudara Pagunai Dg Tarima
  11. Langi-langi Saudara Andi Mappiwali
  12. Bira Saudara Andi Muhammad Ramli
  13. Lemo-lemo Saudara Haji Dg Maggau
Selanjutnya dialihkan kedudukannya sebagai pegawai status negeri berhubungan dengan pembubaran Distrik bentukan lama. Pengangkatan kepala-kepala kecamatan tidak lagi didasarkan turunan dan dipilih oleh hadat seperti halnya Karaeng-karaeng dahulu tetapi berdasarkan pendidikan terutama tamatan Pamong Praja APDN (Akademi Pemerintahan Dalam Negeri).

Dibawah dari Kepala Kecamatan tersebut diatas dibentuk pemerintahan Desa Gaya Baru dengan surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Propinsi Sulawesi Selatan Tenggara 20 Desember 1965 M No.454/III/1965. Pengangkatan Kepala Desa seperti diatas ini juga tidak berdasarkan turunan lagi, tetapi dasar pendidikan.

Kabupaten bulukumba yang dahulu terdiri atas 14 distrik/wanua menjadi 7 (tujuh) Kecamatan, sekarang menjadi 10 (Sepuluh) kecamatan, yaitu:
  1. Kecamatan ujung Loe
  2. Kecamatan Ujung Bulu
  3. Kecamatan Gantarang
  4. Kecamatan Kindang
  5. Kecamatan Bulukumpa
  6. Kecamatan Rilau Ale
  7. Kecamatan Kajang
  8. Kecamatan Herlang
  9. Kecamatan Bontotiro
  10. Kecamatan Bontobahari